Thursday, December 3, 2009

Menguasai Hati

Suatu ketika saya merasa begitu tertekan. Dunia ini terasa begitu sempit tatkala banyak persoalan yang saya anggap terberat dalam hidup. Otak sebagai mahakarya sang pencipta yang dipakukan ke dalam tengkorak kepala, tidak mampu lagi berpikir optimal. Jangankan untuk bekerja Optimal, berfikir saja sudah tidak bisa. Berbagai persoalan barupun muncul karenanya, migrain, kambuhnya maag, raut wajah yang kusut masai lengkap dengan sirnanya cahaya ilahi dari wajah ini. Belum lagi rusaknya silaturahmi dengan orang lain. Hati saya terasa begitu gundah gulana, merasa sendiri dalam menghadapi dunia, dan terlempar ke dalam ruang keputusasaan.

Saya tidak lagi bisa berfikir wajar. masalah-masalah sepele pun memaksa saya untuk memikirkannya dengan dalam. Setelah Semua persoalan teratasi, saya merasa bahwa ternyata masalah tersebut sangat gampang dicari pemecahannya. Seketika saya pun menertawakan diri sendiri sambil bergumam, ternyata saya sudah dikuasai oleh hati sendiri, sehingga terbawa perasaan dan tidak mampu lagi berpikir jernih. Menggiring saya pada judgement bermutu rendah. Pernahkah anda mengalami hal yang sama?

Sungguh dunia ini penuh dengan berbagai persoalan. Masalah seolah linear dengan usia, status sosial, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Kenapa Tuhan menciptakan masalah? kenapa semuanya tidak berjalan menyenangkan? kenapa semuanya tidak berjalan sesuai harapan? Terkadang masalah menggiring saya untuk menganggap Tuhan tidak adil pada keadaan. Benarkah demikian?

Tapi, sontak saya tersadar. Ternyata justru sebaliknya, bahwa justru masalah menunjukan kasih sayang-Nya. Kenapa? Logika nya sangat sederhana. Tuhan menciptakan masalah sebagai ujian bagi kita sebagai makhluk untuk "naik tingkat". Analoginya seperti ini, Siswa kelas 1 SD, jika ingin naik ke kelas 2 ia harus mengikuti ujian kenaikan kelas. Jika ia lulus ujian tersebut, maka ia berhak mendapat gelar sebagai siswa kelas 2. Jika tidak lulus, maka ia harus mengulang lagi selama satu tahun untuk mempersiapkan dan mengoreksi diri. Jika ia tidak mau menghadapi ujian tersebut, berarti ia tidak mau naik kelas, ia akan terus menjadi siswa kelas 1 selamanya.

Sampai di kelas 2, tingkat pelajaran tentu tidak sama dengan kelas satu. Jika ingin naik tingkat lagi, ia harus mengikuti ujian kenaikan ke kelas 3. pastinya, soalnya lebih sulit daripada ujian kenaikan ke kelas 2.

Jika Ujian kenaikan adalah analogi dari masalah kehidupan, maka bisa disimpulkan, bahwa masalah adalah sarana (wadah) yang diberikan Tuhan kepada makhluknya untuk "naik tingkat". Naik tingkatnya tentu berkaitan dengan nilai kehidupan. Orang yang bisa melewati semua masalahnya, tentu memiliki tingkat kedewasaan dan kematangan dibandingkan dengan orang yang hidupnya biasa dan lancar-lancar saja. Masalah pun menggaransi manusia untuk lebih berpengalaman jika menghadapi hal yang sama, Memastikan pola pikir semakin membaik dan cerdas dan berbagai fasilitas naik tingkat lainnya.

Jika kita sudah sepakat bahwa masalah adalah sebuah wadah atau sarana untuk naik tingkat, maka tentulah kita akan dapat mengatasinya dengan lapang dada dan penuh persiapan.

Lantas kenapa saya setiap ada masalah merasa seperti alinea pertama tadi? ternyata saya mendapat kan jawabannya beberapa hari yang lalu. Kenapa saya begitu larut oleh permainan perasaan yang didistribusikan oleh hati saya sendiri. Bukankah saya punya hak veto terhadap aktivitas semua bagian tubuh saya, Hati, kerja Jantung yang bisa saya jaga dengan makan dan olahraga teratur, otak untuk berfikir, tangan, kaki. Kenapa si Hati ini mempermainkan hidup saya. Ia seolah-olah merajai pikiran saya sehingga lantas larut dalam kesedihan, dan kegembiraan yang berlebihan.

sehingga saya berfikir, jika tidak mau selalu dalam kondisi sepert itu, maka saya harus merubahnya. saya harus menguasai hati saya sendiri. dan saya menyimpulkan bahwa SUASANA HATI ADALAH PILIHAN. saya berhak atas suasana hati sendiri, tergantung keinginan. Pantaslah, setiap satu persoalan terselesaikan, muncul perasaan menertawakan diri sendiri, kenapa sejauh itu saya berpikir tadi ya...

Dan saya pikir, orang yang mampu menjadi penguasa hati sendiri akan memperoleh kesuksesan. dan jika ingin segera naik tingkat maka....

Ayo segera Cari Masalah!!!

Dan segera keluar dari rasa nyaman selama ini, karena rasa nyaman mengelabui manusia untuk tidak berfikir kritis dan kreatif lagi....

Salam Berry Devanda

No comments:

Post a Comment